Kisah seorang guru. Foto: Pixabay.com |
SETIAP orang memiliki kisah hidupnya masing-masing, diantara salah satu dari jutaan kisah yang tersembunyi di balik senyuman dan jadwal yang padat, membuat hati saya terenyuh. Saat pelajaran sekolah usai, saya merangkum perjalanan seorang guru yang menjadi saksi bisu dari pasang surut kehidupannya.
Seseorang duduk sendirian di bangku guru di ruang kelas yang kosong. Kepala yang menunduk sembari menatap buku di bawahnya di meja. Tanpa saya sadari, dia berjalan keluar dari ruangan, tatapan kami saling bertaut, dan senyum hangat terpancar di wajahnya. Tidak ada kata-kata yang terucap, melainkan ada sebuah narasi tersembunyi di balik senyuman itu.
Bu Neneng, seorang mantan guru sekolah menengah pertama. Ia mengungkapkan kecintaan dan pengabdian dalam mengajar melalui sebuah perbincangan sederhana yang kemudian berkembang menjadi perbincangan panjang. Sepanjang karirnya, ia telah menginspirasi dan membentuk banyak siswa menjadi orang yang baik.
Namun, ada cobaan hidup yang sulit di balik kisah suksesnya. Hari itu, ia tak memiliki waktu untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para murid pada hari terakhirnya mengajar di sekolah. Dalam senyapnya, ia merasakan sedih meninggalkan tempat mengajar yang nyaman.
Beliau merupakan orang yang tak pernah marah ataupun mengeraskan suaranya saat mengajar. Sosoknya yang ramah dan penuh semangat membuat saya tersenyum setiap kali melihatnya.
Bu Neneng mempersilahkan duduk di bangku luar kelas yang menghadap ke lapangan sekolah. Sembari menceritakan bagaimana seseorang bisa bertahan hidup, belajar dari kesalahan, dan menikmati setiap momen kebahagiaan. Beliau mengajarkan bahwa cinta dan harapan adalah api yang tidak bisa padam dalam hati.
Dalam pembicaraan singkat itu, ia menyampaikan sebuah pesan yang sederhana dan penting, “Hidup adalah tentang mencintai dan menerima apa yang kita miliki. Tanamlah benih-benih kebaikan di setiap langkahmu dan biarkan cinta dan kasih sayang terpancar kepada setiap orang yang kamu temui.
Pembicaraan singkat kami itu berakhir, tetapi kisah dan pelajaran yang saya dapatkan dari Bu Neneng tetap menyentuh hati selamanya. Beliau adalah cermin hidup yang mengajarkan arti kesederhanaan, keberanian menghadapi kesulitan, dan kekuatan cinta dalam menyinari kegelapan.
Sore itu, ia memiliki waktu mengucapkan perpisahan kepada satu siswa yang sedang bersamanya. Ia bukan hanya seorang wanita biasa, tetapi juga guru sejati yang menyentuh hati melalui cerita hidupnya. Saat senja benar-benar datang, saya berharap dapat menyimpan api cinta dan kebijaksanaan yang ia tanamkan, dan meneruskannya kepada generasi berikutnya.
Komentar
Posting Komentar