Ilustrasi putus asa. Foto: pixabay.com/lukas bieri |
Lintasan kehidupan yang tak pernah lurus, bahkan kerap berliku-liku. Adakah secercah keadilan di negara ini. Jikalau suatu saat demokrasi mati, maka suara siapa yang diwakilkan. Berteriak keras dan berdiri tegak menjunjung hukum. Namun hidupnya pun terlanjur bergantung dengan mereka.
Berusaha meraih posisi tertinggi dengan memanfaatkan hubungan kerabat dan melemahkan orang lain sebagai taruhan. Lantas, dasar hukum manakah yang ditegakkan. Meski tak semua orang memiliki hak istimewa, apakah dia tetap kalah karena peradilan asas negara ini.
Sepuluh tahun lamanya bekerja, berdedikasi penuh terhadap peraturan kantor. Aisah percaya, tak ada kesempurnaan dalam hidup. Sedari kecil, dirinya diajarkan kedua orang tua untuk jujur dalam hal sekecil apapun.
Tumbuh dalam lingkungan yang penuh semangat meraih impian. Orang tuanya selalu mengajarkan betapa pentingnya bekerja keras. Lahir dari rahim ibu seorang penjahit dengan penghasilan cukup, ia ingin mengubah kehidupan keluarga lebih baik.
Kejujuran dan kerja kerasnya itu, membuat Aisah meraih berbagai pujian dari senior di kantor. Seringkali dia dikasih tunjangan lebih banyak sebagai penghargaan. Tak luput pembicaraan mengenai kenaikan jabatan.
Berawal dari karyawan biasa, lalu diberikan tanggung jawab sebagai supervisor. Selama bekerja, dia dikenal sebagai orang yang profesional. Sebab itu, tak ada keluhan ataupun keburukan yang didengar olehnya.
Hingga akhirnya, Aisah dijanjikan akan segera naik jabatan yang lebih baik oleh pemimpin perusahaan. Mendengar hal itu, kedua orang tuanya bersyukur dan mereka berbagi rezeki kepada anak yatim sebagai ucapan terima kasih.
Namun sayangnya, impian menduduki jabatan lebih tinggi terpaksa berhenti. Kemudian, Aisah diberikan surat PHK. Tak ada penjelasan atau informasi mengenai pemutusan sepihak pegawai. Ia hanya diberitahukan perusahaan sedang mengurangi jumlah karyawan.
Merasa tak terima, Aisah mengajukan banding, tetapi lagi-lagi gagal dan tidak mendapatkan apapun. Sungguh dirinya sangat dirugikan dan tidak dihargai. Selang beberapa waktu kemudian, posisi yang sudah dijanjikan itu diisi orang lain.
Berdasarkan informasi yang diterima dari teman kantor, posisi itu diberikan kepada kerabat dari atasannya. Hal itu memberikan bukti bahwasanya, sekuat apapun berjuang demi mencari kehidupan yang layak. Dirinya akan tetap kalah dengan mereka yang memiliki jabatan lebih tinggi.
Komentar
Posting Komentar