Pengungsi rohingnya. Foto: Instagram @unhcrindonesia |
JAKARTA - Pengungsi Rohingya mendarat di lepas pantai Aceh. Kedatangan enam buah kapal, sempat menuai amarah warga setempat. Masyarakat Aceh menolak pengungsi, lantaran mereka kerap membuat keresahan.
Juru bicara UNHCR Indonesia, Mitra Salima Suryono, mengharapkan solidaritas kemanusiaan dari Indonesia. Namun, Warga Aceh memaksa para pengungsi tidak menetap dalam waktu lama.
“Pemerintah Indonesia akan berusaha mencari jalan keluar. Hal itu dilakukan demi mengembalikan pengungsi Rohingya ke negara asalnya melalui PBB. Indonesia tidak ikut serta dalam menandatangani konvensi PBB,” ucap Mahfud MD, dikutip dari BBC News Indonesia, (5/12/2023)
Rohingya merupakan suku etnis minoritas yang hidup di Myanmar. Semenjak 1982, Rohingya tidak lagi diakui secara resmi kewarganegaraannya. Melansir dari USA UNHCR, masyarakat Rohingya tidak memiliki hak dan perlindungan dari negara. Mereka telah mengalami berbagai penderitaan, seperti kekerasan, diskriminasi, dan penganiayaan.
Sejak Agustus 2017, telah terjadi eksodus besar-besaran di negara bagian Rakhine, Myanmar. Seluruh desa yang menjadi tempat tinggal etnis Rohingya dibakar habis-habisan. UNHCR mencatat bahwa lebih dari 742 ribu masyarakat mencari perlindungan ke Bangladesh.
Rohingya mulai melarikan diri dari negaranya pada tahun 1990an. Setidaknya 960 ribu etnis mereka mengungsi dan menetap di Bangladesh.
Walaupun Bangladesh menerima banyak pengungsi Rohingya, mereka masih mencari perlindungan ke negara tetangga lainnya, seperti India, Thailand, Indonesia, Malaysia, atau Nepal.
Komentar
Posting Komentar